Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan di Paris mengatakan: "Perancis harus menjadi negara sekuler yang berdiri pada jarak yang sama dari semua keyakinan agama," pernyataan tersebut yang merujuk pada serangan bom besar-besaran terhadap pemakai jilbab dan cadar yang ada di Perancis.
Erdogan mengatakan dalam sebuah wawancara dengan sekelompok wartawan yang mengerumini dirinya, ia menyatakan bahwa "sulit untuk memahami" kontroversi atas pemakaian jilbab di Perancis, Erdogan mengatakan bahwa sistem sekuler seharusnya memungkinkan setiap orang untuk hidup sesuai dengan keyakinannya seperti yang ia yakini.
"Kami merasa sulit untuk memahami mengapa kontroversi Jilbab terjadi hari ini di Perancis. Sedangkan Perancis adalah salah satu pilar sekularisme yang paling mendalam tertanam di masyarakatnya. Perancis rumah bagi enam juta Muslim. Dan masing-masing mempunyai keyakinan beragama dengan cara mereka sendiri."Komentar Erdogan ini datang pada saat mayoritas kelompok ekstremis sayap kanan di Prancis berusaha untuk mempercepat aplikasi pelarangan pengenaan jilbab di tempat umum seluas mungkin.
Parlemen Prancis akan melaksanakan resolusi pelarangan jilbab dan cadar pada bulan Mei secara umum ke publik Prancis.(fq/islamtoday)
Source : http://www.eramuslim.com/berita/dunia/erdogan-sulit-dipahami-kontroversi-jilbab-di-prancis.htm
No comments:
Post a Comment